Assalamu'alaikum wbh... Sedikit kepayahan dan kepiluan yang ingin dikongsi dalam sajak "Masa Aku Baru Masuk..." Kenangan sekitar awal tahun 2004... (...dan tanpa disangka kepiluan itu seakan bertandang lagi kebelakangan ini...)
Telok Ramunia Yard - waktu siang...
Telok Ramunia Yard - sebelah malam...
Sahabat sehati-sejawa (ooopss...)
Chot (EM), Dell (SD-S), Sheikh Shahiid (S-CE) dan Rahmat (S-DC)
...bergambar kat atas helipad...
_________________________________________________________________
MASA AKU BARU MASUK...
Rasa macam tercampak - terperesok
Dalam alam lama yang tersorok
Jauh di pelusuk teluk
Di sini ada "POKOK"...
Di sini ada "PUCUK"...
Di sini ada banyak sungai
Sungai Rengit - tempat orang Cina kaut duit
Sungai Musuh - tempat nelayan Melayu berlabuh...
Sungai Buntu - tempat aku mengail kerapu
Sungai Kapal - tempat aku beli capal...
Boss aku - Chot...?
Senior aku - Ray...?
Superior aku - Dell...?
Engineer aku - Obot...? Fanorrr...??
Clerk aku - Shahrukh...?
...Cokro...? Karam...? C....???
Hey... Apa ni...?!
Peliknya... Spesis apakah mereka ini...?
Kenai...? Kenai...? Kenai...?
Aku tak kenal...! Aku tak kenal...!!!
Ahhhh... Janggalnya...! Peliknya NAMA...!!
Asingnya aku dalam kepompong aku sendiri...!
Kepompong yang suatu masa dulu pernah aku takluki
Dengan joran dan beberapa ekor udang mati
Memburu kerapu, siakap dan tenggiri
Bersama Anuar, Jumaat dan Kamsani
Dari malam bawa ke pagi...
Walau hasilnya sekadar gelama dan anak pari...
MASA AKU BARU MASUK...
Semuanya asing dan sepi...
Di mana isteriku Noor Aini...?
Di mana anakku Raja Puteri...?
Di mana pula Raja Muhammad Al-Baihaqi...?
Tadi sebelum pukul 2 pagi
Semuanya di sisi...
Jam lapan pagi
Ke mana mereka pergi...??!!!
Atau akukah yang sering berlari...?
Merentas sempadan tiga negeri
Meredah hutan Kulai, menyusup Kota Tinggi
Di setiap Isnin pagi
Demi mencari sesuap rezeki
Atau Progress Meeting yang harus ku hadiri...?
MASA AKU BARU MASUK...
Rasa macam tercampak - terperesok
Dalam kepompong rerama yang tergantung
Di hujung dahan gajus yang rentung
Ku pasti setiap lelah kan terhitung
Pada setiap kepayahan yang ku dayung
Namun helaan nafas sempit ini bukan untuk disanjung
Sebaliknya... demi mendepang sekaki payung
Dari kebasahan hujan ribut di kaki gunung...
RKA - Telok Ramunia - 11 September 2004